Kerawang atau sering disebut "Kerawang Gayo" (Penuturan dalam bahasa gayo); Adalah busana adat suku gayo yang Biasanya dipakai saat melangsungkan acara Resepsi Pernikahan, acara tarian adat dan budaya secara turun-temurun. Kerawang Itu Sendiri Merupakan hasil cipta karsa dari manusia yang menjadi nilai estetika dalam prilaku kehidupan yang kemudian menjadi budaya.
Sedangkan budaya itu sendiri adalah hasil refleksi manusia dengan alam.
Pada awal mula perkembangannya simbol-simbol (Kerawang) dituangkan pada kayu yang diambil dari alam sekeliling. Simbol yang diukir pada kayu dengan cara pahat tersebut dijadikan sebagai hiasan pada rumah masyarakat setempat. Pada saat itu masyarakat Gayo diperkirakan belum mengenal tulisan. Inilah yang menjadikan keunggulan suku bangsa Gayo, pada saat itu simbol-simbol kerawang difungsikan sebagai simbol-simbol yang meliliki makna tentang “tutunan dan tatanan” di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Simbol yang dibuat juga bertujuan untuk kiranya suku Gayo tetap memegang pedoman pada simbol yang memiliki nilai-nilai tersebut dimanapun berada, terutama dalam bersikap dan berperilaku.
Sederetan simbol-simbol ternyata tidak berhenti pada sebatas ukiran pada kayu. Kemahiran yang dimiliki masyarakatnya pada saat itu menjadikan kreasi baru dimana simbol kerawang dituangkan pada seni anyam, dalam bahasa Gayo dikenal dengan munayu. Seni anyam lebih dominan dilakukan oleh para wanita untuk mengisi waktu yang luang. Tidak sulit untuk menemukan peralatan untuk anyaman kerawang, biasa benda yang digunakan dari tumbuhan air yang ada di alam sekitar, oleh masyarakat setempat menyebutnya kertan.
Benda-benda anyaman yang dihasilkan berpariasi ada berupa alas (tikar), sentong (jenis kantong untuk penyimpanan nasi) dan tape (kantong untuk tempat bawaan pada acara adat). Pada dasarnya ada sedikit perbedaan simbol-simbol yang dibuat pada benda anyaman dengan kayu, dimana jika pada kayu motif berbentuk bundar tapi pada anyaman hanya bisa berupa simbol motif yang berbentuk vertikal dan horizontal. Namun demikian simbol-simbol motif tersebut tidak menghilangkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Pengetahuan masyarakat kian hari semakin bertambah, nilai seni yang cukup tinggi menjadikan kerawang semakin berkembang pada berbagai benda. Peralatan untuk sehari-hari seperti Keni (Kendi, Gayo), pragmen hias, gerabah, gading, perhiasan dan benda lainnya juga dibubuhi simbol-simbol
Berikut beberapa keterangan tentang motif pakaian kebanggaan masyarakat Negeri Seribu Bukit tersebut yang ditulis oleh DRS. Isma Tantawi, M.A dan DRS. Buniyamin S dalam bukunya berjudul Pilar-Pilar Kebudayaan Gayo. Motif-motif yg terdapat pada adat Gayo adalah: mata itik, pucuk rebung, sesirung, leladu, mun berangkat, tulen iken, puter tali, bunge kipes, gegaping, panah dan motif selalu.
Warna dasar kerawang Gayo memakai kain warna Item (hitam, Gayo) sedangkan untuk motifnya menggunakan campuran warna Ilang (merah), Putih (putih), ijo (hijau) dan Using (kuning). Berikut keterangan atau makna dari warna-warna yang digunakan dalam motif Kerawang Gayo:
Hitam: merupakan hasil keputusan adat,
Merah: sebagai tanda berani (mersik) bertindak dalam kebenaran,
Putih: sebagai tanda suci dalam tindakan lahir dan batin,
Hijau: sebagai tanda kejayaan dan kerajinan (lisik) di dalam kehidupan sehari-hari,
Kuning: sebagai tanda hati-hati (urik) dalam bertindak.
Jadi, berdasarkan keterangan dari warna-warna kerawang, Masyarakat Gayo dilambangkan sebagai masyarakat yang Mersik (berani), Lisik (rajin) dan Urik (teliti).
Sementara itu, mengenai makna motif yang terdapat pada pakaian adat Gayo sendiri adalah sebagai berikut:
MATA ITIK
Mata Itik mempunyai makna bahwa yg ikut menentukan dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues, adalah penghulu, ulama dan golongan cerdik pandai.
PUCUK REBUNG
Pucuk Rebung mempunyai makna masyarakat Gayo Lues mencintai keadilan dan kedamaian.
SESIRUNG
Sesirung mempunyai makna bahwa dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues selalu salaing membantu.
LELADU
Leladu bermakna bahwa masyarakat Gayo Lues memiliki harkat dan martabat dan berwibawa.
MUN BERANGKAT
Mun Berangkat bermakna bahwa masyarakata Gayo Lues mempunyai cita-cita dan tata cara dalam kehidupan bermasyarakat.
TULENNI IKEN
Tulenni Iken bermakna masyarakat Gayo Lues memiliki sifat untuk membela diri dalam kebenaran. Takut karena salah dan berani karena benar.
PUTER TALI
Puter tali bermakna dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues terdapat kesatuan dan persatuan.
BUNGE KIPES
Bunge kipes mempunyai makna bahwa Masyarakat Gayo Lues mempunyai harmonis antara manusia dengan Tuhan (Hablumminallah), manusia dengan manusia (Hablumminannas) dan manusia dengan lingkungannya.
GEGAPING
Gegaping mempunyai makan bahwa masyarakat Gayo Lues memiliki ketaatan terhadap pemerintahan, agama, dan adat istiadat. Murip Ikanung edet mate ikanung ukum (Agama).
BUNGE PANAH
Bunge panah memiliki makna bahwa masyarakat Gayo Lues memiliki sifat keterbukaan dalam menerima dan menjalankan ketentuan segala hal yang bertentangan dengan agama dan adat.
MOTIF SELALU
Motif selalu bermakna bahwa masyarakat Gayo memiliki sifat kejujuran dan ketulusan hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar